Lini masa media sosial X ramai membicarakan cuaca panas yang terjadi beberapa waktu ini. Banyak warganet yang menghubungkan bahwa udara yang terasa panas muncul karena musim penghujan akan tiba. “Ini tuh karena mau hujan kan jadinya panas. Mana panasnya tuh beda sama panas musim kemarau. Panas karena mau turun hujan tuh buset gak enak bgt di badan,” tulis @s******9 pada Jumat (26/9/2025).
Warganet yang lain turut merasakan cuaca panas yang disebut membuat udara sampai terasa pengap. Hal ini diungkapkan akun @a****e*******g, “Ih iya, pengap bgt rasanya. Air nguap, nyawa pun rasanya ngikut nguap,” pada Jumat (26/9/2025). Lantas, apa penyebab cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini?
Penjelasan BMKG Menurut Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Supari, pada dasarnya, udara panas disebabkan oleh sedikitnya jumlah awan yang terbentuk. Dia pun mengatakan bahwa curah hujan juga berkurang di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.Penyebab dari hal ini yaitu kemunculan pusat tekanan rendah di sebagian wilayah di Indonesia, kata dia. “Hilangnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di utara Indonesia, termasuk badai tropis Bualoi,” terang Supari saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/9/2025). Dia melanjutkan, munculnya pusat tekanan rendah tersebut mengakibatkan massa uap air mengalir kuat ke wilayah Laut Cina Selatan dan perairan timur Filipina.
“Sehingga, berdasar foto satelit awan, awan-awan lebih banyak terbentuk di sana,” ujar dia. Ia pun menjelaskan bahwa kondisi ini berkebalikan dengan pertumbuhan awan hujan di Indonesia. “Secara kontras, di sebagian wilayah Indonesia, misalnya di Jawa, secara umum justru sedikit (awan). Tidak banyak terbentuk awan di wilayah Indonesia bagian selatan,” lanjut Supari.
Dia pun menegaskan, sedikitnya jumlah awan inilah yang menyebabkan cuaca panas dan hujan tidak turun di sejumlah wilayah.
Sementara itu, ia memperkirakan bahwa curah hujan di Indonesia akan kembali meningkat ketika badai usai.
“Curah hujan diprediksi akan kembali meningkat setelah badai tropis dan pusat tekanan rendah di Laut China Selatan melemah dan kemudian punah,” kata dia.
Kenapa udara panas sebelum turun hujan? Walaupun udara panas akhir-akhir ini disebabkan oleh kurangnya pertumbuhan awan di sejumlah wilayah, tetapi terkadang udara panas juga muncul tepat sebelum hujan turun. Kepala Sub Koordinator Bidang Peringatan dini Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra, menjelaskan, penyebabnya yaitu karena uap panas yang dikeluarkan awan sebelum hujan turun.
Menurut dia, energi panas tersebut akan dikeluarkan dalam jumlah yang masif sehingga temperatur udara di sekitar akan naik karena pengaruh pelepasan energi itu.
Ia pun melanjutkan, bahwa udara panas ini dapat terjadi di pagi, siang, maupun malam hari sebelum turun hujan.
“Maka jangan heran, jika sebelumnya kita dapat merasakan hawa panas dan gerah, lalu tak lama kemudian udara menjadi dingin setelah hujan turun,” terang Agie.
“Ini berarti, energi panas sudah dikeluarkan semua, dan awan mulai mengeluarkan energi dinginnya,” sambung dia. Ia menambahkan, seseorang yang berada di dalam gedung akan merasakan udara yang lebih gerah dibandingkan mereka yang berada di tempat yang rendah. Sebab, gedung menyerap energi panas lebih banyak sehingga orang di dalamnya lebih merasakan gerah.
Dia pun meluruskan bahwa kondisi cuaca panas ini tidak berhubungan dengan transisi dari musim kemarau ke musim hujan. “Meski kita bisa merasakannya (udara panas) setiap saat, namun biasanya kita bisa lebih merasakan hal ini pada bulan Desember hingga Maret,” imbuh dia.
